Sejarah Namo Buaya



Dahulunya Kampong Namo Buaya adalah adalah Bagian dari Kerajaan Batu-batu yang dipimpin oleh Sultan Daulat Sambo. Sebelum tahun 1960 Kampong Namo Buaya masih merupakan hutan belantar, tahun 1965 orang-orang membuka ladang dan pada tahun 1970 mulai ada yang mendiami daerah ini (pada umumnya dahulu masyarakat mendiami daerah pinggir sungai lae batu-batu/ sekarang dikenal dengan kampong lama) sebagai tempat tinggal. 

Adapun wilayah Kampong Namo Buaya pada saat ini mencakupi 3 Dusun yaitu : Dusun Lae Sarah, Pelita, dan dusun Rikit. Sejak pemukiman warga pindah ke dataran “deleng” yaitu pemukiman Kampong Namo Buaya sekarang ini diperkirakan tahun 1984, Sejak saat itu Pimpinan atau Kepala Kampong dijabat oleh saudara Tabrani Sambo, setelah lebih kurang 10 tahun memimpin, kemudian berganti Kepala Kampong kepada saudara M. Yakop, dimana sebelum habis masa jabatannya di P.J kan saudara Rahmah Jabat dan setelah dilakukan pemilihan secara langsung terpilihlah saudara Rahmad Sagala. Yang setelah berakhirnya jabatan kepala Kampong Namo Buaya di P.J kan oleh sekretaris Kampong pada tahun 2011 yaitu saudara Fansuri, setelah dilakukan pemilihan kepala Kampong, pada saat itu terpilih saudara Dewano Sambo menjadi kepala Kampong untuk perionde 2012-2017, selanjutnya pada tahun 2017 dilaksanakan pesta demokrasi kembali dari tiga calon kepala kampong terpilih sdr. Rahmad Sagala sebagai kepala Kampong untuk periode 2018-2023.




Namo Buaya

Alamat
Jl. Pemuda, No.01 Namo Buaya Subulussalam 24782
Phone
Telp. 0651 - 7554635, Fax. 0651 - 7554636
Email
[email protected]
Website
namobuaya.sigapaceh.id

Kontak Kami

Silahkan Kirim Tanggapan Anda Mengenai Website ini atau Sistem Kami Saat Ini.

Total Pengunjung

16.421